Blog untuk Kampanye Politik

Sudah tidak diragukan lagi jika Obama telah menggunakan blog dan web 2.0 lainnya sebagai sarana berkampanye dalam rangka pemenangan pemilihan presiden USA. Begitu juga, di negeri jiran Anwar Ibrahim telah mensuarakan keadilannya dan massa politiknya melalu blog dalam beberapa tahun terakhir ini. Bahkan lawan politiknya, Mahathir Muhammad yang dengan tiraninya sempat melarang pertumbuhan blog di negeri jiran pun akhirnya memanfaatkan blog sebagai aktualisasi dan publishing political opinions saat ini meskipun dia sudah tidak menjabat sebagai perdana menteri.

Blog telah menjadi fenomena baru dalam era perkembangan internet dunia khususnya sebagai sarana kampanye politik yang baru. Sebagai sarana interaksi dinamis secara langsung dengan publik merupakan sebuah media yang telah terbukti mumpuni untuk sebuah community development. Diskusi secara cerdas dapat terciptakan meskipun resiko hujatan dan sampah serapah tak dapat terhindari. Namun inilah ujian bagi sang pemilik blog maupun publik pembaca untuk saling dapat menciptakan dan mewujudkan iklim dialog secara cerdas. Publik akan bisa menilai kapasitas masing-masing, mana yang lebih valid argumen-argumennya apakah sang pemilik blog ataupun para komentators. Unsur pendidikan politik bisa dijalankan dengan baik melalui hal ini.

Kontrol politik pun bisa dijalankan langsung oleh publik, jika sang tokoh politik pemilik blog dalam kenyataannya tidak menunjukan komitmen dengan pandangan politik, visi dan misinya yang telah di publish melalui blognya, maka akan dengan sangat cepat publik bisa mempertanyakan melalui blog sang tokoh tersebut.

Continue reading Blog untuk Kampanye Politik

Google dan Validity Datanya

Seperti yang awam ketahui, google saat ini merupakan mesin pencari yang paling populer. Hampir semua yang kita cari di dunia internet, tak ada yang tak terambah oleh google. Sampai-sampai ada lelucon, jika dulu google bagian dari internet maka sekarang internet adalah bagian dari google.

Saya tidak akan membahas bagaimana kecanggihan google mengindeks semua data online yang tersedia di internet karena saya ndak berkapasitas dalam hal itu, namun saya justru ingin mengkritik sedikit kekurangan yang dimiliki oleh mesin pencari google ini. Adalah berkaitan dengan validity atau keabsahan data yang berhasil disuguhkan dan terindeks oleh google.

Akhir-akhir ini saya sering menemukan kekecewaan saat mencari data atas sesuatu di google, hasil tautan data yang disuguhkan oleh google pada page-page awal sering mengecewakan alias data abal-abal atau bahkan ndak ada hubungannya dengan keinginan yang saya cari. Bisa cuma karena kesamaan tag kata pada entry ataupun cuma karena titel artikel yang dibuat sengaja hanya untuk menarik pengunjung dan menaikkan traffics ke situs pemilik tautan tersebut.

Apalagi dijaman berjuta-jutanya blog saat ini, berjuta-juta pula artikel yang semakin tersedia dan akan terindeks oleh google. Pernah ada teman seorang programmer yang mengkritisi dunia blog, jika dulu mencari topik-topik tentang pemrograman akan ditautkan oleh google ke situs-situs formal maupun forum-forum yang lebih bisa dipertanggung-jawabkan, namun sekarang dia sering mengalami kekecewaan karena sering terperangkap pada postingan-postingan diblog yang isinya jauh dari yang dia harapkan namun terindeks dengan sempurna pada page awal mesin pencari google.

Continue reading Google dan Validity Datanya

Pak Tua, Sudahlah….

Kamu yang sudah tua apa kabarmu?
Katanya baru sembuh katanya sakit
Jantung ginjal dan encok sedikit saraf
Hati hati pak tua istirahatlah

Diluar banyak angin…..

Kamu yang murah senyum memegang perut
Badanmu semakin tambun memandang langit
Hari menjelang maghrib pak tua ngantuk
Istri manis menunggu istirahatlah

Diluar banyak angin…..

Pak Tua sudahlah
Engkau sudah terlihat lelah
Pak Tua sudahlah
Kami mampu untuk bekerja
Pak Tuaa……..

Masih ingat lagunya Elpamas diatas? Saya teringat lagu itu sering didengungkan dijalanan pada sepuluh tahun yang lalu dalam rangka menyindir kekuasaan rezim Soeharto. Bagaimana dengan jaman sekarang? Ternyata pesan cinta dari lagu itu mulai terbukti akhir-akhir ini dengan munculnya tren pemimpin yang berusia muda. Pemimpin yang berumur tua dan masih berhasrat untuk menjadi pemimpin pun beramai-ramai mencari gandengan calon pemimpin yang berusia muda.

Continue reading Pak Tua, Sudahlah….