Urgh!
Aku terbangun! lama sekali tubuh ini tertidur. Mungkin terlalu lelah tubuh ini,atau mungkin terlalu nyaman dengan mimpi-mimpi dalam tidurku? Darah-darah dikulit ini pun sudah sangat mengering, atau bahkan mungkin sudah menyatu dengan kulit ini? Rumput dipinggir telaga hitam ini ternyata cukup membantuku, lebih dari cukup untuk membuatku terlelap dan melupakan segala kegelapan disekitar telaga ini. Kehangatannya mampu membuaiku lama dari suara-suara amarah binatang pemangsa sesama didalam hutan sana. Terdiam sejenak mengamati segalanya disekitarku, gelap disini seolah tak pernah ada habisnya. Sekumpulan melati yang mampu tumbuh disini pun telah berevolusi warnanya menjadi keabu-abuan, dan warna mawar pun telah menjadi merah pekat layaknya darah-darah segar. Tak ada yang bersisa disini!
Ah, kenapa aku terbawa dikegelapan semua ini lagi? sejenak ingatanku mulai bekerja, mencari awal dari semua yang telah terjadi. Namun tak ada satu pun yang dapat kuingat, hanya puing-puing noktah sepi dan kesendirian dipinggir telaga hitam ini. Semua telah tak bersisa!