Imbas SIM Abal-abal!

Ini pengalaman saya pagi tadi saat berangkat nguli. Seperti biasa menggunakan jasa bus TiJe alias busway arah ke pulogadung. Saat dijalan pemuda, bus TiJe yang saya tumpangi hampir saja menyeruduksepeda motor. Seorang laki-laki didepan memboncengkan wanita yang menggendong bayi dibelakang hampir saja menjadi korban bus TiJe yang saya tumpangi. Yang saya herankan dimana lah otak si laki-laki pengendara motor itu, saya enggak tau apakah dia ayah dari si bayi itu ataupun hanya seorang tukang ojek. Yang dengan seenaknya ndak pake liyat-liyat dulu tau-tau nyelonong masuk ke jalur busway untuk memutar balik masuk ke lajur yang berlawanan.

Dalam kasus pagi tadi saya melihat pengemudi bus TiJe tidak bersalah, karena jauh-jauh sebelum sampai pada putaran balik dia sudah berkali-kali membunyikan klakson dan dia pun sudah memperlambat laju bus. Secara posisi dan kecepatan pun dia lebih benar untuk melintasi putaran balik itu lebih dahulu ketimbang si pengendara motor. Namun gak tau apa yang dipikirkan si pengendara motor itu, tiba-tiba dengan pedenya dia mak jegagig nyelonong saja tanpa menoleh ke belakang atau melihat ke spion yang jelas-jelas bus TiJe segede gambreng itu sudah sangat dekat sekali dibelakang.

Namun akhirnya si pengemudi bus TiJe lebih memilih untuk mengerem mendadak dan membiarkan si penyelonong itu lewat, dan kita para penumpang didalam bus pun berpelantingan kedepan. Kecelakaan pun dapat dihindari, namun gerutuan penumpang seisi bus tak bisa ditahan.

Sangat mengherankan, karena ini ibukota yang mana semestinya peradaban cara berpikir manusianya bisa lebih baik. Jika selama ini saya selalu ngeroweng atas pengendara-pengendara sepeda motor di luar Jakarta atau luar jawa, ternyata pagi tadi saya menemukan kenyataan bahwa pengendara sepeda motor dimana-mana sudah sangat-sangat mengkhawatirkan kedisiplinannya. Selama ini jika diluar kota saya akan lebih berhati-hati saat berpapasan ataupun melihat pengendara sepeda motor didepan, ketimbang saat berpapasan dengan mobil. Karena saya yakin dan pengalaman saya selama ini mengatakan pengendara mobil lebih berhati-hati meskipun juga tidak semuanya sieh.

Coba lah, jika seandainya semua yang di jalan itu mentaati peraturan, disiplin berlalu-lintas, saya pikir akan membuat kita lebih nyaman berkendaraan. Tertib mengantri dilampu-merah atau pada kemacetan, selalu berhenti dulu pada setiap persimpangan melihat kiri kanan apakah sudah benar-benar aman untuk masuk ke jalur. Apakah semua ini disebabkan semakin menjibunnya pengendara sepeda-motor? dan meskipun pembuatan SIM saat ini sudah diperketat, namun ternyata imbas dari budaya pembuatan SIM abal-abal di masa lalu sampai sekarang masih terasa efeknya dan gak tau sampai kapan. Namun yang pasti dalam pembuatan SIM tanpa test akan berkorelasi langsung dengan kurangnya pengetahuan dalam berdisiplin berlalu lintas.

Bisa dibayangkan, jika pagi tadi itu benar-benar terjadi kecelakaan? Si bayi yang dibonceng dibelakang harus tersudahi perjalanan hidupnya didunia ini cuman gara-gara sipengendara motor tersebut ndak punya otak! Deuh kah…

26 thoughts on “Imbas SIM Abal-abal!”

  1. itulah endonesa…
    ketika masih banyak yang berbicara ‘peraturan ada untuk dilanggar’ mungkin ya kejadian kayak gini ini ga bakal berkurang tiap harinya…

  2. sebagai pengendara motor, aku juga prihatin dengan kelakuan sejawatku, habis mo gimana, beli motor gampang banget, sim bisa nembak 🙁

  3. klo ampe terjadi yah kasihan sopir busnya juga. Walau benar mungkin akana kena pasal menghilangkan nyawa orang tanpa kesengajaan. Disiplin kita memang musti diperbaiki. Saya juga ngaku beberapa kali melanggar rambu karena demi satu kata: cepat..(jangan ditiru yah)
    salam

  4. oalah Pe, aku kok kelingan awakmu yen numpak sepeda motor neng malang biyen, yo meh mirip ngono kuwi hiihihi..saiki alhamdulillah wis sadar

  5. payah juga se pengendara, apalagi bawa bayi. siapaun dia, entah tukang ojek atau bukan, yang pasti dia sudah bertindak gegabah. perlu diamputasi kakinya kali ya mas epat, hehehe 😆 biar ndak bisa ugal2an lagi.

  6. mungkin itu memang bayinya, yang lagi sakit demam tinggi. panik. ga bisa berpikir jernih akhirnya ga fokus dijalan.

    mungkin dia tukang ojek yang lagi kejer setoran untuk biaya sekolah tahun ajaran baru, sementara penumpang langganannya sekarang pada lebih memilih busway ketimbang naek ojek, sementara juga di rumah 5 anaknya menunggu uang setoran dengan perut mereka yang klaparan.

    just who knows….

  7. wuihhh pat….itu si ibu2 knp juga ga protes? nek bojoku numpak sepeda motor mlebu2 jalur busway to tak tunjek seko mburi.

  8. @keringat – it’s could be bro, tapi apakah itu musti dijadikan habit? i dont think so.
    kebiasaan tertib justru akan mengurangi kerugian yang tidak terduga saat manusia panik atas masalah yang dihadapinya, dan tidak akan menambah masalah baru.

  9. Hmm, saat ke Jakarta minggu lalu, sayah dan suami lewat jalan arah kalideres lurusan daan mogot. Kisaran jam 7-8 macet luar biasa didominasi oleh motor. Ada yang, lewat trotoar, ada yang masuk jalur hijau, wew, semrawut, ditambah arah putar balik yang gak ada polisinya..weeww, krodit..

  10. seingat saya, rekor tertinggi korban kecelakaan di pegang oleh “pengendara sepeda motor”
    apa karena ini disebabkan jumlah motor di indonesia yang masuk kategori terbanyak di dunia…?

    tapi kalau ngelihat kelakuan pengendara motor di jalan, ya saya sering ndak heran lah ….

  11. saya juga sering sebel tu kalo ada pengendara motor yang suka motong seenaknya..
    udah jelas2 saya pasang sen ke kiri, dan badan mobil juga udah disisi kiri, eeeeh si motor mepet dari kiri dan dia langsung belok mo ke kanan…!!

    apa gak minta di cakar2 pake kulit duren tu namanya????

  12. @Epat – iyah, emang gabisa gitu bang pat,… cuma pengen menghadirkan perspektip laen aja si heuhueuhue….

    NB: masih tua ga? hihiihih

  13. sepertinya itu SIM nya nemu di dalem bungkus Chiki.. 😆

    *inget becandaan jaman SMA kalo ada temen yang nyetirnya ga beres*

  14. seandainya aja para pemakai jalan bisa tertib, pasti msh ada ruang kosong yg bisa dipake unt keadaan darurat (misalnya bahu jalan). berhubung dah terlanjur semrawut, orang yg butuh akses cepat karna emergency terpaksa bikin jalan tambah semrawut. dah tau macet kok ya msh pada suka pada pake kendaraan pribadi … jakarta yang aneh 😛

  15. dimaklum aja mas, di jakarta banyak banget orang. dari pengendara super sopan sampe yang bejat banget pasti ada. kebetulan sampeyan ketemu sama yang terakhir.

  16. lo? ada tulisan ttg ini juga to? ahaha. baru liat, baru doang ada Site Map :p

    emang tolol. dasar stupid. di mana-mana sama aja. huah.

  17. emg pengendara motor klo lg buru2 sk gitu, klo ga buru2 d tabrak aja, biar tau rasa.. tp klo g sengaja ya maapin aja bang 😆

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.