Yang tak pernah usai

sebuah realita yang terpampang dihadapan diri
salam perjuangan tak pernah senyap terdengar diruang ini
berjalan menyisir diri berharap bersih
walau semua masih pandai untuk menikmati

diri ini belum habis dan belum usai
darah dibaju ini masih segar dan mendidih
walau asa dan mimpi tak terbedakan lagi
tapi duri-duri ini masih melekat di diri, dan masih kunikmati

besok atau lusa mungkin bisa tergantikan
namun, jati diri telah terprasasti oleh sebuah perjalanan
mendaki dan tergali pada sebuah buih lautan
sesempurna apa yang telah disajikan

cerita ini bukan lah ilusi
layaknya roman-roman kehidupan berbagai negeri
tubuh ini terlalu kuat untuk dicaci maki
dan otak ini masih terlalu sadar untuk berhenti

ingin kusimpan semuanya dulu
pada sebuah peti kematian yang mengilu
agar engkau berhenti memilu
engkau tahu, dimana letak pintu peti itu

8 thoughts on “Yang tak pernah usai”

  1. Jangan lupa kasih tau kunci petinya ya mas ada di mana, tau letak pintu kalo ga ada kuncinya tetep ga bisa di buka kan petinya. hehehe pizz……….

  2. tape berpuisii ria…
    oalah … pe pe nyebuuuuuuut buuuuut buuuuuuuut…

    – gelas gelas kaca bunyika suara,,,,, wakakakaka-

  3. halaaaaaahhh halah..
    wes ta la pe. tuhan emang gt. pencemburu. jangan pernah mencoba mencintai sesuatu melebihi Dia :p
    makin ngeyel makin digudoin pe
    kekekkekekek

  4. #viet : dia punya kunci juga kok, pernah gw tinggalin. Tapi klo gak ilang n ditemu orang lain kekeke, apaan sieh? ๐Ÿ˜›
    #tikabanget : thanks, amien…
    #erwinh : unomi laaah…
    #dudi : ngeroweng!รขโ€žยข hehehe tape deeeh…
    #FS : piye…piye…mbah dukun fahmie? ๐Ÿ˜›
    #throwinside : mangkane iku do, kompromi…kompromi….., halah…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.